PING!!
Semua
berawal dari niat dan keberanian. Jika tidak ada niat dan keberanian, mungkin
kami tidak saling mengenal, mungkin aku dan dia tidak akan sedekat seperti hari
ini. Jika tidak ada kedua hal itu, mungkin tidak ada pertemuan, dan mungkin
juga tidak akan ada cerita ini. Perkenalkan namaku Desi. Malam ini aku ingin
menceritakan ingin menceritakan sedikit kisah hidupku bersama dia. Dia adalah
orang yang selalu buat aku bahagia, bagiku dia adalah orang yang spesial
diantara teman cowok yang pernah aku kenal. Orang yang selalu ada buat aku.
Panggil saja dia Mawan.
Perkenalan
kami dimulai dari sebuah pesan yang
Mawan kirim lewat BBM waktu itu. “PING” sebuah chat masuk darinya. Aku membalas
dengan harapan semoga dia datang untuk menjadi teman baik ku, bukan datang
intro terus meminta promot. Hahaha “iya?” balasku. Selang kemudian, dia pun
membalas chat aku dan perenalan kami pun dimulai.semenjak malam itu, tepatnya
tanggal 2 Juni 2015. Aku dan dia aku dan dia sering BBM an, kami pun menjadi
dekat. Mungkin kalau ada yang baca chat kami pasti mikirnya kami udah kenal
lama sekali, udah dekat banget dan sering ketemu. Hahaha, padahal dia gak
benar. Aku dan dia tidak pernah ketemu sama seali sebelumnya. Suasana lebaran
masih terasa. Waktu itu, aku baru saja pulang dari mudik. Aku menawarkan Mawan
kerumaku, ya sekalian bersilatuhrahmi. Hahaha, “Ok, Insya Allah ya rumah kmu
dimana? Kalau jadi nanti aku ajak kawan aku ya” ujarnya. Setelah memberi alamat
rumah ku, aku gak erlalu berharap semoga dia datang sih, akupun tidak terlalu
percaya kalau dia berani untuk datang. Kamu tau kenapa? Karena dia orangnya
sangat pemalu. Malam pun tiba, Mawan datang kerumah ku bersama kawannya. Haha,
dia pun kelihatan sangat malu malam itu. Sudah kuduga, suasana garing akan
terjadi antara aku dan dia.
Malam
itu yang banyak berbicara hanyalah temannya. iya, hahah temannya malah lebih
banyak ngobrol sama aku disbanding dia.
“Aku pemalukan, hahaha. Gak tau nih mau ngomong apa” katanya lewat sms wakt
itu. Aku hanya membalas pesan itu dengan melirik ke arahnya dan tersenyum
mengejek. “Eh, ini minum lah dihabisin kuenya” tawarku. “ betul boleh? Kami habisin ya tapi jangan
bilang sama orang rumah kalau kami yang habisin, hahaha” lawak Mawan yang coba
berbicara waktu itu. “ Oh, itu mah gampang. Paling kalau ditanya siapa yang
habisin kue, ya aku kan anak jujur. Bilag aja Mawan kak yang habisin kue nya.
Tapi dia bilang nanti jangan bilang siapa-siapa. Hahaha” kataku sambil melirik
kearahnya dan ketawa kecil. Malam itu terasa sangat garing. Mawan sangat
pendiam malam itu. Aku jadi segan berbicara dengannya yang super pemalu. Dan
semenjak pertemuan malam itu, aku dan Mawan tidak ada rencana buat ketemu lagi.
Kami hanya berkomunikasi lewat sosial media. Aku pun tidak yakin kalau Mawan
mau ketemu aku lagi, bahkan aku berfikir Mawan tidak berani untuk ngajak aku
keluar. 5 Agustus 2015 tiba. “Mala mini ada acara gk?” “gak ada tuh, kenapa?”
“kut aku yok!’ kataku dengan penuh penasaran waktu itu. “ ya gak berani sih.
Haha, ada deh. Oke? Mau gak? Kalau gak mau juga tidak apa-apa. “aku hanya
bilang Insya Allah. Soalnya aku gak yakin kalau dikasih keluar sama kakak ku.
Suara Adzan pun kembali terdengar, Hp ku kembali berbunyi, “siap Isya ni aku
isi bensin dulu, udah itu jemput kamu. “isi chat dari Mawan. “Ha?! Ya ya ya.
Aku usahain soalnya kakak aku lagi gak mood itu, bawaannya marah terus dari
tadi. Hehe, aku juga belum siap-siap tau. Aku kira Cuma bercanda tadi.” Setelah
sholat, aku uma ganti baju dan kembali nonton TV. Tiba-tiba, “aku OTW ni,” kata
Mawan. “haduuh! Gimana ni aku belum minta izin, belum siap-siap juga, hemm.”
Bisikku dalam hati waktu itu. Akupun segera memakai jilbab, dan setelah
itu aku memberanikan diri minta izin
sama kakak aku. Dan Alhamdulillah aku diizinkan catatan jangan pulang
malam-malam. Tidak lam kemudian, Mawan pun sampai dan kami pun jalan. Semua
berubah total, yang dulunya diam-diam, sekarang malah banyak bacot. Hahaha, iya
Mawan. Dia udah tidak malu lagi. Malam itu kami lewati dengan obrolan yang
tidak ada habisnya. Ditemani segelas cappuccino dan milo dingin, suara angin,
sepeda motor, angkot saling beriringan buat aku tidak ingin pulang. Hahaha,
maklumlah semenjak kejadian beberapa bulan yang lalu, aku tidak pernah lagi
keluar malam buat jalan-jalan, atau ngopi seperti ini. Tak butuh waktu lama
lagi untuk ketemu Mawan lagi. Beberapa
hari setelah malam itu, Mawan kembali mengajak aku keluar. Jujur malam itu dia
buat aku kesal, dia buat aku nunggu lama, sangking lamnya aku hamper aja ganti
baju lagi, tapi tiba-tiba pintu rumah aku diketuk. Dan ternyta dia, “maaf ya
aku telat tadi aku jemput kawan aku dulu, ni sekarang kita nyari mereka dulu
ya.” Ujar Mawan waktu dijalan. Spontan aku kaget dan jawab, “Ha? Ada mereka
juga. Weh, aku tidak maul ah. Malu aku, yang benar aja kamu.” Aku kira Cuma aku
dan dia, ternayata dia juga bawa teman-temannya. Setlah bertemu denga temn nya
Mawan aku Cuma sok-sok santai gitu. Padahal sebenarnya, beh takut banget, salah
satu temannya mengulurkan tanganya ke aku, “kenaln dulu lah” sapanya. Aku hanya
tersenyum dan mengangkat sedikit kedua tangan ku tanpa bersentuhan dengan
tangannya. Hahah sok muslimah gini aku. “Oh yaya, gak muhkrim lupa aku maaf”.
Ujar temannya sambil menarik tangannya dan mengikuti gaya aku waktu itu. Aku
pun waktu itu hanya tertawa kecil. Stelah bertemu dengan kawan Mawan, kami pun
mencari tempat duduk, pesan minum dan ngobrol. Malam itu, waktu aku sangat
singkat, aku harus pulang sebelum pukul 21.00 WIB. Gak hamper setengah jam aku
disana, air yang aku pesan belum sempat aku habiskan, dan aku tau masih banyak
bahan obroln antara aku, Mawan, dan teman-temannya , tapi harus bagaimana lagi
aku harus segera pulang. Dari pada aku tidak dikasih keluar malam lagi, waktu
menunjukkan pukul 21.10 sudah lewat jam 9. Aku pun meminta Mawan untuk
mengantar aku pulang. Hmmm, malam itu terasa singkat. Aku hanya beharap, semoga
aku bisa seperti iu lagi, teman-teman dia ternyata juga baik sama aku. Mereka
cepat akrabnya, tidak seperti teman lain yang sok jai. Mereka semua berbeda.
Pagi tiba, aku dapat kabar kalau salah satu dari teman Mawan minta pin aku.
A….ku…aku ya aku serba salah mau ngasih atau tidak. Takutnya kalau dikasih
nanti Mawan kira aku dekat sama temannya, tapi kalau aku gak kasih, aku takut
dibilang sok cantik ntah apalah. Waktu itu kebetulan aku lagi off, jadi aku
suruh aja Mawan bilang kalau aku OFF, dan semuanya aku serahin ke dia. Kalau
Mawan nya mau kasih, ya kasih aja, tapi klau tida mau juga tidak apa-apa.
Hingga akhirya, Mawan bilang sama akau kalau ia tidak kasih pin aku ke
temannya..
Beberapa
hari kemudian, ada BBM masuk, “PING!!”. Dan seseorang yang nge-ping aku itu
adalah teman Mawan yang mau kenalan sama aku. Waktu itu, aku mencoba memberi tahu Mawan, aku kira respon nya senang,
ternyata tidak. “yaudah kalau gitu kamu BBM aja sam dia, aku mau mandi. Bye”
line yang dia kirim seolah-olah ngegambarin kalau dia lagi marah. Berkali-kali
aku Tanya dia kenapa, tapi dia tidak mau kasih tau. Dia Cuma bilang tak ada,
tak ada, tak ada, dan tak ada. Hmm,” yaudah terserah kamu ajalah, jangan nyesal
aja nantinya jadi orang itu harus jujur” ujar ku yang mulai capek waktu itu.
Beberapa menit kemudian, Mawan membalas line ku, jujur aku kaget waktu itu.
Kamu tau dia bilang apa? Dia bilang. “aku cemburu!! Udah? Puas..!” aku tidak
tau mu jawab apa, hanya sebuah kata “hmm.” Yang bisa akubalas untuknya. Setelah
itu dia pun menyuruh aku buat lupain masalaaa
ini. Jujur, baru kali itu aku melihat dia dengan seriusnya. Dia
kelihatan sangat kesal tapi ya.. itu menurut aku sih. Gak tau dia nya, gak lama
kemudian amarahnya pun mereda. Dia kembali tertawa, hahah takut aku melihat dia
marah. Huh, syukur aja gak lama-lama. Aku tidak tau apa yang dirasain Mawan
waktu itu, aku gak tau apa yang dirasain Mawan sekarang, aku juga cemburu apa
yang dikasih waktu itu, apakah sebegitu spesialnya diriku? Apakah dia mulai
saying sama aku? Ha entahlah. Yang jelas aku merasa Mawan selalu ngasih yang
terbaik untukku, dan itu yang buat aku nyaman sama dia. Buat kamu Mawan, pesan
aku, jangan terlalu merendahkan diri sendiri, jangan sering mencela dirimu
sendiri. Itu namanya kamu tidak bersyukur atas apa yang udah dikasih sama Allah
ke kamu, Wan jadilah laki-laki yang
jujur. Yah kalu kamu agi ada masalah
kamu cerita sma aku, seperti aku sering cerita sama kaamu. Aku mau kita
saling jujur. Maafin aku kalau aku sering marah-marah gak jelas sama kamu, tapi
aku berusaha buat ngertiin kamu. Maaf jika hanya cerita ini yang bisa aku kasih
buat mu. Jika kamu lagi dengerin, aku harap kamu suka dan tidak akan pernah
berubah sampai kapan pun. Sekali lagi terimakasih atas semuanya ya, Mawan aku
senang dan sangat bersyukur udah kenal lakai-laki seperti kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar