Senin, 09 Mei 2016

CERPEN KE-2 "PING!!" Karya Novianty Ambarita



PING!!

Semua berawal dari niat dan keberanian. Jika tidak ada niat dan keberanian, mungkin kami tidak saling mengenal, mungkin aku dan dia tidak akan sedekat seperti hari ini. Jika tidak ada kedua hal itu, mungkin tidak ada pertemuan, dan mungkin juga tidak akan ada cerita ini. Perkenalkan namaku Desi. Malam ini aku ingin menceritakan ingin menceritakan sedikit kisah hidupku bersama dia. Dia adalah orang yang selalu buat aku bahagia, bagiku dia adalah orang yang spesial diantara teman cowok yang pernah aku kenal. Orang yang selalu ada buat aku. Panggil saja dia Mawan.
Perkenalan kami dimulai  dari sebuah pesan yang Mawan kirim lewat BBM waktu itu. “PING” sebuah chat masuk darinya. Aku membalas dengan harapan semoga dia datang untuk menjadi teman baik ku, bukan datang intro terus meminta promot. Hahaha “iya?” balasku. Selang kemudian, dia pun membalas chat aku dan perenalan kami pun dimulai.semenjak malam itu, tepatnya tanggal 2 Juni 2015. Aku dan dia aku dan dia sering BBM an, kami pun menjadi dekat. Mungkin kalau ada yang baca chat kami pasti mikirnya kami udah kenal lama sekali, udah dekat banget dan sering ketemu. Hahaha, padahal dia gak benar. Aku dan dia tidak pernah ketemu sama seali sebelumnya. Suasana lebaran masih terasa. Waktu itu, aku baru saja pulang dari mudik. Aku menawarkan Mawan kerumaku, ya sekalian bersilatuhrahmi. Hahaha, “Ok, Insya Allah ya rumah kmu dimana? Kalau jadi nanti aku ajak kawan aku ya” ujarnya. Setelah memberi alamat rumah ku, aku gak erlalu berharap semoga dia datang sih, akupun tidak terlalu percaya kalau dia berani untuk datang. Kamu tau kenapa? Karena dia orangnya sangat pemalu. Malam pun tiba, Mawan datang kerumah ku bersama kawannya. Haha, dia pun kelihatan sangat malu malam itu. Sudah kuduga, suasana garing akan terjadi antara aku dan dia.
Malam itu yang banyak berbicara hanyalah temannya. iya, hahah temannya malah lebih banyak  ngobrol sama aku disbanding dia. “Aku pemalukan, hahaha. Gak tau nih mau ngomong apa” katanya lewat sms wakt itu. Aku hanya membalas pesan itu dengan melirik ke arahnya dan tersenyum mengejek. “Eh, ini minum lah dihabisin kuenya” tawarku. “  betul boleh? Kami habisin ya tapi jangan bilang sama orang rumah kalau kami yang habisin, hahaha” lawak Mawan yang coba berbicara waktu itu. “ Oh, itu mah gampang. Paling kalau ditanya siapa yang habisin kue, ya aku kan anak jujur. Bilag aja Mawan kak yang habisin kue nya. Tapi dia bilang nanti jangan bilang siapa-siapa. Hahaha” kataku sambil melirik kearahnya dan ketawa kecil. Malam itu terasa sangat garing. Mawan sangat pendiam malam itu. Aku jadi segan berbicara dengannya yang super pemalu. Dan semenjak pertemuan malam itu, aku dan Mawan tidak ada rencana buat ketemu lagi. Kami hanya berkomunikasi lewat sosial media. Aku pun tidak yakin kalau Mawan mau ketemu aku lagi, bahkan aku berfikir Mawan tidak berani untuk ngajak aku keluar. 5 Agustus 2015 tiba. “Mala mini ada acara gk?” “gak ada tuh, kenapa?” “kut aku yok!’ kataku dengan penuh penasaran waktu itu. “ ya gak berani sih. Haha, ada deh. Oke? Mau gak? Kalau gak mau juga tidak apa-apa. “aku hanya bilang Insya Allah. Soalnya aku gak yakin kalau dikasih keluar sama kakak ku. Suara Adzan pun kembali terdengar, Hp ku kembali berbunyi, “siap Isya ni aku isi bensin dulu, udah itu jemput kamu. “isi chat dari Mawan. “Ha?! Ya ya ya. Aku usahain soalnya kakak aku lagi gak mood itu, bawaannya marah terus dari tadi. Hehe, aku juga belum siap-siap tau. Aku kira Cuma bercanda tadi.” Setelah sholat, aku uma ganti baju dan kembali nonton TV. Tiba-tiba, “aku OTW ni,” kata Mawan. “haduuh! Gimana ni aku belum minta izin, belum siap-siap juga, hemm.” Bisikku dalam hati waktu itu. Akupun segera memakai jilbab, dan setelah itu  aku memberanikan diri minta izin sama kakak aku. Dan Alhamdulillah aku diizinkan catatan jangan pulang malam-malam. Tidak lam kemudian, Mawan pun sampai dan kami pun jalan. Semua berubah total, yang dulunya diam-diam, sekarang malah banyak bacot. Hahaha, iya Mawan. Dia udah tidak malu lagi. Malam itu kami lewati dengan obrolan yang tidak ada habisnya. Ditemani segelas cappuccino dan milo dingin, suara angin, sepeda motor, angkot saling beriringan buat aku tidak ingin pulang. Hahaha, maklumlah semenjak kejadian beberapa bulan yang lalu, aku tidak pernah lagi keluar malam buat jalan-jalan, atau ngopi seperti ini. Tak butuh waktu lama lagi  untuk ketemu Mawan lagi. Beberapa hari setelah malam itu, Mawan kembali mengajak aku keluar. Jujur malam itu dia buat aku kesal, dia buat aku nunggu lama, sangking lamnya aku hamper aja ganti baju lagi, tapi tiba-tiba pintu rumah aku diketuk. Dan ternyta dia, “maaf ya aku telat tadi aku jemput kawan aku dulu, ni sekarang kita nyari mereka dulu ya.” Ujar Mawan waktu dijalan. Spontan aku kaget dan jawab, “Ha? Ada mereka juga. Weh, aku tidak maul ah. Malu aku, yang benar aja kamu.” Aku kira Cuma aku dan dia, ternayata dia juga bawa teman-temannya. Setlah bertemu denga temn nya Mawan aku Cuma sok-sok santai gitu. Padahal sebenarnya, beh takut banget, salah satu temannya mengulurkan tanganya ke aku, “kenaln dulu lah” sapanya. Aku hanya tersenyum dan mengangkat sedikit kedua tangan ku tanpa bersentuhan dengan tangannya. Hahah sok muslimah gini aku. “Oh yaya, gak muhkrim lupa aku maaf”. Ujar temannya sambil menarik tangannya dan mengikuti gaya aku waktu itu. Aku pun waktu itu hanya tertawa kecil. Stelah bertemu dengan kawan Mawan, kami pun mencari tempat duduk, pesan minum dan ngobrol. Malam itu, waktu aku sangat singkat, aku harus pulang sebelum pukul 21.00 WIB. Gak hamper setengah jam aku disana, air yang aku pesan belum sempat aku habiskan, dan aku tau masih banyak bahan obroln antara aku, Mawan, dan teman-temannya , tapi harus bagaimana lagi aku harus segera pulang. Dari pada aku tidak dikasih keluar malam lagi, waktu menunjukkan pukul 21.10 sudah lewat jam 9. Aku pun meminta Mawan untuk mengantar aku pulang. Hmmm, malam itu terasa singkat. Aku hanya beharap, semoga aku bisa seperti iu lagi, teman-teman dia ternyata juga baik sama aku. Mereka cepat akrabnya, tidak seperti teman lain yang sok jai. Mereka semua berbeda. Pagi tiba, aku dapat kabar kalau salah satu dari teman Mawan minta pin aku. A….ku…aku ya aku serba salah mau ngasih atau tidak. Takutnya kalau dikasih nanti Mawan kira aku dekat sama temannya, tapi kalau aku gak kasih, aku takut dibilang sok cantik ntah apalah. Waktu itu kebetulan aku lagi off, jadi aku suruh aja Mawan bilang kalau aku OFF, dan semuanya aku serahin ke dia. Kalau Mawan nya mau kasih, ya kasih aja, tapi klau tida mau juga tidak apa-apa. Hingga akhirya, Mawan bilang sama akau kalau ia tidak kasih pin aku ke temannya..

Beberapa hari kemudian, ada BBM masuk, “PING!!”. Dan seseorang yang nge-ping aku itu adalah teman Mawan yang mau kenalan sama aku. Waktu itu, aku mencoba memberi  tahu Mawan, aku kira respon nya senang, ternyata tidak. “yaudah kalau gitu kamu BBM aja sam dia, aku mau mandi. Bye” line yang dia kirim seolah-olah ngegambarin kalau dia lagi marah. Berkali-kali aku Tanya dia kenapa, tapi dia tidak mau kasih tau. Dia Cuma bilang tak ada, tak ada, tak ada, dan tak ada. Hmm,” yaudah terserah kamu ajalah, jangan nyesal aja nantinya jadi orang itu harus jujur” ujar ku yang mulai capek waktu itu. Beberapa menit kemudian, Mawan membalas line ku, jujur aku kaget waktu itu. Kamu tau dia bilang apa? Dia bilang. “aku cemburu!! Udah? Puas..!” aku tidak tau mu jawab apa, hanya sebuah kata “hmm.” Yang bisa akubalas untuknya. Setelah itu dia pun menyuruh aku buat lupain masalaaa  ini. Jujur, baru kali itu aku melihat dia dengan seriusnya. Dia kelihatan sangat kesal tapi ya.. itu menurut aku sih. Gak tau dia nya, gak lama kemudian amarahnya pun mereda. Dia kembali tertawa, hahah takut aku melihat dia marah. Huh, syukur aja gak lama-lama. Aku tidak tau apa yang dirasain Mawan waktu itu, aku gak tau apa yang dirasain Mawan sekarang, aku juga cemburu apa yang dikasih waktu itu, apakah sebegitu spesialnya diriku? Apakah dia mulai saying sama aku? Ha entahlah. Yang jelas aku merasa Mawan selalu ngasih yang terbaik untukku, dan itu yang buat aku nyaman sama dia. Buat kamu Mawan, pesan aku, jangan terlalu merendahkan diri sendiri, jangan sering mencela dirimu sendiri. Itu namanya kamu tidak bersyukur atas apa yang udah dikasih sama Allah ke kamu, Wan  jadilah laki-laki yang jujur. Yah kalu kamu agi ada masalah  kamu cerita sma aku, seperti aku sering cerita sama kaamu. Aku mau kita saling jujur. Maafin aku kalau aku sering marah-marah gak jelas sama kamu, tapi aku berusaha buat ngertiin kamu. Maaf jika hanya cerita ini yang bisa aku kasih buat mu. Jika kamu lagi dengerin, aku harap kamu suka dan tidak akan pernah berubah sampai kapan pun. Sekali lagi terimakasih atas semuanya ya, Mawan aku senang dan sangat bersyukur udah kenal lakai-laki seperti kamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar